Download Free Audio of diantara para sahabat Rasulullah Shallallahu Ala... - Woord

Read Aloud the Text Content

This audio was created by Woord's Text to Speech service by content creators from all around the world.


Text Content or SSML code:

diantara para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang paling kaya dan bergelimang harta Ummul mukminin Aisyah radhiyallahu anha pernah bercerita bahwasanya Abdurrahman bin Auf kerap kali membawa pulang dagangannya harta yang dia bawa itu kurang lebih 700 kontainer barang yang panjangnya serupa barisan pawai yang tidak ada habis-habisnya saking banyaknya harta yang dimiliki oleh Abdurrahman bin Auf Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah menyatakan bahwa perhitungan hartanya di akhirat nanti akan sangat panjang akan memakan waktu yang sangat lama Abdurrahman bin Auf akan masuk surga Dengan cara merangkak mendengar penuturan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam itu Abdurrahman bin Auf menangis karena itulah ia kerap berdoa ya Allah jadikanlah aku ini miskin Aku ingin seperti Mushab bin Umair atau Hamzah yang meninggal dalam keadaan miskin Ya Allah rintih Abdurrahman bin Auf Meskipun demikian harta yang sudah ia tanamkan untuk investasi terus berkembang ia tak juga Jatuh Miskin inilah yang kemudian membuat hati Abdurrahman bin Auf gundah Gulana sebelum melanjutkan kisah ini Mari kita bantu channel ini untuk terus berkembang dengan cara mensubscribe like dan memberikan komentar juga share jika Kisah ini bermanfaat semoga bantuan anda bernilai amal jariyah sebagai syiar kisah-kisah Islami kepada masyarakat Islam Indonesia juga dunia Terima kasih tiga dua satu Abdurrahman bin Auf termasuk kelompok 8 orang yang mula-mula masuk Islam Ia juga tergolong 10 sahabat yang diberi kabar gembira oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk masuk surga dan termasuk enam orang sahabat yang bermusyawarah dalam pemilihan khalifah setelah Umar bin Al Khattab di samping itu ia adalah seorang Mufti yang dipercayai Rasulullah berfatwa di Madinah selama beliau masih hidup